AMBARAWA - Lapas Kelas IIA Ambarawa mengubah kain perca yang tidak terpakai menjadi produk bernilai tinggi, yakni keset berkualitas, jumat (24/11/2023).
Meskipun dihadapkan pada kondisi gedung berusia hampir dua abad dan lahan kerja yang terbatas, semangat pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan tetap terjaga, demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Kegiatan Kerja Abimanyu Novarian.
"Walau bangunan lapas ini berusia ratusan tahun dan hanya memiliki lahan bengkel kerja yang minim, kami tetap optimis dan percaya diri untuk menjalankan kegiatan kerja, " tuturnya.
Salah satu kegiatan unggulan yang dilakukan di Lapas Ambarawa adalah pengolahan limbah kain perca menjadi keset. Ketersediaan industri garmen di sekitar Ambarawa menjadi peluang bagi lapas untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.
Munandar, seorang WBP yang juga menjadi koordinator pembuatan keset, menjelaskan bahwa proses pembuatan keset melibatkan pemotongan dan penyusunan kain perca, yang kemudian dianyam dalam cetakan hingga membentuk keset.
"Setiap orang pekerja mampu memproduksi 1-2 keset dalam sehari karena membutuhkan proses yang cukup lama, " ujar Munandar.
Meskipun demikian, keset yang dihasilkan memiliki nilai jual yang menarik bagi pengunjung lapas dan ibu rumah tangga. Dijual dengan harga yang terjangkau, berkisar antara Rp.25.000-40.000, tergantung tingkat kesulitan anyaman dan panjang keset, produk ini menjadi pilihan yang ramah di kantong dan sekaligus mendukung upaya pemberdayaan warga binaan.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomis, tetapi juga menjadi contoh positif bagaimana limbah dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi dengan kreativitas dan kerja keras.
Baca juga:
Birokrasi di Era 4.0 Tantang ASN Berkualitas
|
Lapas Ambarawa berharap kegiatan semacam ini dapat terus dikembangkan untuk memberikan peluang dan keterampilan kepada WBP, menjadikan lapas sebagai pusat pembinaan yang produktif dan kreatif.
(LASAMBAWA).